بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh... Mohon Di isi Buku Tamunya ya kalau mampir, Terima kasih... ^_^

Selasa, 12 April 2011

Adab Bicara Terhadap Teman

 بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Contohnya yang sering terjadi dikalangan muslimah ketika mereka berkumpul untuk sekedar melepas rindu atau bersilahturrahim disela-sela obrolan mereka terselip pertanyaan atau ungkapan yang mungkin menurut mereka wajar dan tidak akan membawa dampak yang berarti bagi kawannya atau sahabatnya.Bagi akhwat yang belum menikah biasanya mereka senang menyentil dengan perkataan: “Kapan mau nikahnya ukh?? atau sudah adakah ikhwan yang ta’aruf ke anti” kemudian ” jangan suka pilah-pilih nanti jadi perawan tua lho” sedangkan bagi akhwat yang sudah menikah pertanyaan yang sering terlontar adalah “Kapan mau isi?? (hamil) ayu cepetan nanti keburu tua! atau bagi yang sudah punya anak dan beranjak besar mereka akan berkomentar “Lho, kok belum nambah-nambah sih?? KB ya?? takut miskin kalau punya anak lagi??takut repot??! dan lain-lainnya.

Ups,..tunggu dulu ukh,…jangan kesal dan berkomentar : Lha apa yang salah dengan kalimat diatas?? kan memang sudah semestinya kita berkata demikian nasehat bagi mereka agar mereka cepat menikah atau memperbanyak keturunan??

Saya hanya ingin menarik garis merah dari kalimat-kalimat diatas yang sering terlontar dikalangan kita (muslimah) dimana saja berada. Pertama, secara tidak langsung kita membuat mereka susah dengan kata-kata itu memang niat kita baik menyarankan mereka untuk bersegera melakukan kebajikan tapi pernahkah hati kita memikirkan apa yang terjadi dikala mereka sendiri?? Tidakkah kita mengingat hadits dibawah ini??
” (HR.Bukhari hadits no.5715)”
Ya, kalimat yang baik adalah sebuah sedekah apabila kita tidak mampu bersedekah walau dengan sebelah butir kurma!! Sangat sulit untuk memberikan kalimat yang baik bagi saudara-saudara kita apabila kita tidak berusaha untuk berubah dan mencari tahu apakah kata-kata yang kita ucapkan menyakitkan perasaan lawan bicara kita ataukah tidak??
Pernah saya secara tidak sengaja berpapasan dengan akhwat yang belum menikah dan memang usianya sudah cukup layak bahkan sangat layak untuk menikah. Saya heran ketika melihat kesedihan diwajahnya dan berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Dan, saya sangat terkejut ternyata basa-basi itu sangat menyakitkan hatinya, ia sampai bertanya kepada saya, apa yang kurang dengan dirinya?? dia sudah berusaha keras agar bisa menikah secepatnya tentu saja dengan usaha yang syar’i (tidak memajang dirinya di biro jodoh dikoran-koran atau majalah) tapi ternyata hingga saat ini Allah belum mempertemukan dirinya dengan idaman hatinya. Dan ia berusaha bersabar akan tetapi ternyata justru kawan-kawannya telah memvonisnya dengan ucapan sinis “suka pilah-pilih ikhwan sih makanya gagal terus” Subhanallah, dimanakah posisi kita pada saat itu?? sebagai saudaranya seiman yang membantunya dengan doa agar Allah mempercepat jodohnya ataukah malah membantu usaha setan agar ia berputus asa dari doanya?? wal iyyadzubillah.

Begitu pula masalah yang tidak jauh berbeda dikalangan akhwat yang telah menikah dan belum dikaruniai anak merekapun terkena sentilan yang sama dengan redaksi kalimat yang berbeda. Tidakkah kita mengetahui usaha mereka untuk mendapatkan anak ketika kita tidak bersama dengannya?? tidakkah kita membantunya dengan doa agar Allah mengabulkan doa mereka agar lekas dikaruniai seorang anak. Sungguh kondisi mereka secara psikologis tidak mengutungkan semestinya sebagai saudara kita tidak membuatnya susah dan gelisah. Pernahkah kita membesarkan hati mereka dengan mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mendapatkan anak hanya dari khadijah radhiyallahu anha, adakah beliau medapatkan anak dari Aisyah atau Hafsah atau istri-istri beliau lainnya?? Tidakkah ukhti menyampaikan kisah Sarah istri Nabi Ibrahim yang hamil dikala usianya telah mendekati senja??Atau kisah Nabi Zakaria yang berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut:
(QS.Maryam,4-5).“

Tidakkah ayat diatas menjadi teguran dan renungan buat kita semua bahwa Nabi manusia yang paling dekat hubungannya dengan Allah ternyata tidak mudah untuk mendapatkan keturunan.{mospagebreak}

Ironis memang dan itulah kenyataan yang terjadi dikalangan kita, bagi akhwat yang belum ‘nambah lagi “pun tak pelak terkena sindiran. La hawla wala kuwwata illa billah.Mereka berusaha mencari tahu apa yang terjadi dibalik itu apakah akhwat itu melakukan KB atau ada sebab-sebab lainnya. Rasa keingin tahuan yang tidak pada tempatnya ini sudah menjadi “hal yang lumrah” bahkan aneh bila tidak ditanyakan. Saya memiliki kawan yang menurut diagnosis dokter dia dilarang untuk mempunyai anak dulu sampai kondisi kesehatannya memungkinkan baginya untuk hamil lagi.Tadinya ia menurut saran dokter tersebut untuk memakai alat kontrasepsi hanya ketika ia bersama para sahabatnya yang terus menanyakan kenapa belum nambah-nambah juga membuatnya risi. Hingga akhirnya ia lebih menurut kepada fatwa teman-temannya yang tentu saja bukan ahli ilmu dalam bidang kedokteran daripada dokter yang merawatnya dengan ilmu yang bisa dipertanggungjwabkan dihadapan Allah, insya Allah.Padahal jelas mereka mengenal betul firman Allah :
” (An-Nahl:43)“
Mereka berdalih dengan kata-kata yang sangat akrab ditelinga kita “Tawakal ukh” teman ana juga mengalami kasus yang sama dengan ukhti tapi masya allah karena rasa tawakalnya yang tinggi kepada Allah ia berhasil melewati masa-masa kritisnya ketika melahirkan dimana rasa tawakal ukhti??” Ini adalah dalil yang senantiasa saya dengar. Subhanallah, ukhti semua semoga Allah merahmatimu kita diciptakan Allah dengan jenis tubuh yang berbeda ada diantara kita yang kuat dan lemah ada pula yang sering sakit dan selalu sehat (dengan izin Allah) bila kita perhatikan baik-baik tak ada satupun bentuk mata manusiayang kita lihat sama dan persis bentuknya, Setiap individu berbeda bentuknya Subhanallah. Itu adalah kebesaran Allah karena itu tentu saja fisik setiap orang adalah berbeda tidak bisa kita sama ratakan.Karena perkataan diatas nyaris kawan saya tersebut kehilangan nyawanya ketika akan melahirkan dan tentu saja menguras kocek yang tidak sedikit buntutnya beliau terlilit hutang yang sangat banyak akibat harus membayar biaya operasi dan perawatan selama dirumah sakit. Tidakkah kita kasihan kepadanya ya ukhti,..melihat apa yang dialami saudara kita akibat perkataan atau lisan yang menjerumuskan saudara kita pada keselamatan jiwanya dan kesusahan hatinya. Coba kita simak ayat berikut ini:
” (Al-Baqarah: 195)“
Dan juga hadits berikut ini yang termuat dalam kitab Al-Mustadrak Imam Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Said Al-Khudriy:(HR.Hakim)“
{mospagebreak}

Dalam kitab Al-Muwaafaqat, Al-Imam Asy-Syathibi berkata:

“Hadits tersebut merupakan dalil zhanni yang termasuk dalam kaidah qath’i (pasti). Karena barang berbahaya dan berbuat sesuatu yang mendatangkan bahaya atas orang dalam konteks kaidah umum.Di antara bentuk-bentuknya ialah larangan bertindak aniaya terhadap diri sendiri, harta, dan kehormatan, juga larangan dalam segala macam tindak perkosaan (pelecehan seksual) dan tindak kezaliman. Seluruh perkara yang berbau “mendatangkan bahaya” termasuk di dalamnya. Demikian juga halnya dengan tindak aniaya terhadap diri, akal, garis keturunan dan harta.Tidak diragukan lagi, bahwa semua hal itu termasuk dalam kaidah umum syariat”.*

Ya, kita tidak akan pernah berfikir sampai sejauh itu bahwa lisan kita telah membahayakan jiwa saudara atau teman kita.Karena itu wajarlah bila lisan ini nanti yang akan menyebabkan seorang hamba tertelungkup di neraka. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan lisan ini.
Mudah bila kita mau berusaha menjaga bicara kita agar tetap lurus dalam kaidah syariat. Yaitu perbanyaklah berbaik sangka kepada kawan atau saudara kita seiman dimana saja kita berada. Sehingga hati ini akan terasa lapang dan terjaga dari usil

ingin tau dan ikut campur urusan pribadi teman atau sahabat maupun saudara kita. tetapi bukan berarti kita tidak menasehati atau melupakan amar ma’ruf nahi mungkar semua ada adabnya dan tentu saja kita melaksanakan amal tersebut dengan menjunjung tinggi akhlakul karimah.Berbaik sangka merupakan perintah Allah yang wajib kita taati dan harus kita amalkan dalam kehidupan ini. Allah berfirman:

(Al-Hujuraat ayat 12).“
.Artinya janganlah kamu mencari (menguntit) aib orang lain dan janganlah kamu mencari-cari rahasianya (hal-hal yang disembunyikannya) atau dengan kata lain memata-matai.(Ringkasan tafsir thabari hal 517).yaitu Imam Thabari dalam kitab tafsirnya menjelaskan maksud ayat

Tentu ukhti pernah mendengar bagaimana adab bertamu dimana kita harus menahan pandangan kita dari melihat kesegala arah karena bila tuan rumah mencolok mata kita maka itu diperbolehkan baginya.(HR.Muslim).“
Bila hal yang demikian jelas larangannya bagaimana dengan sikap keinginan tahu kita terhadap urusan rumah tangga mereka mengapa belum mau nambah anak atau belum juga dikaruniai seorang anak??atau mengapa kawan kita belum juga menikah??? Bila memang dalil dan hujjah sudah ditegakkan kepada mereka dan mereka mengetahuinya maka berbaik sangkalah kepada mereka. Semua hamba Allah akan mempunyai udzur di hadapan Rabb-Nya.Kita serahkan kepada Allah Ta’ala.Sehingga jadilah kita pribadi-pribadi muslimah yang baik akhlaknya, baik bicaranya dan apabila tidak sanggup untuk berbicara yang baik maka islam menganjurkan kita untuk diam. Karena ia lebih selamat.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua karena IA adalah Maha Pengampun.Dan semoga kita para muslimah terketuk hatinya untuk berubah serta memperbaiki akhlak dan lisan mereka ketika berbicara terhadap saudara kita seiman sehingga kesalahan-kesalahan diatas tidak akan terulang lagi.Insya Allah, wallahu a’alam bish-shawwab.

*Lihat : Bahaya narkoba mengancam umat hal:26

Sydney, 9 februari 2005
Maraji’:

1. Al-Qur’anul Karim dan Terjemahnya, cetakan Madinah
2. Ringkasan tafsir At-Thabari, Beirut, lebanon
3. Bahaya Narkoba Mengancam Umat, Darul Haq, Jakarta,2000M
4. Terjemah Shahih Bukhari,Asy-Syifa Semarang
5. Ringkasan Shahih Muslim, Al-Mundziri, Pustaka Amani, Jakarta 2003M.

>> http://jilbab.or.id/archives/212-ingin-bicara-ingat-adabnya/#more-212








Follow Me on Twitter
Read more : http://www.wakrizki.net/2011/02/membuat-komentar-facebook-sederhana.html#ixzz1edscyuUm

Main Hamster Yu..

(Klik Untuk Memberi Makan Hamster)



Sambil Dengerin Musik juga yu :


Ust Jefri :
Opick :
Ungu :
Dadali :
Wali :

Di Share and Like yuk :

Suka?
Tolong kasih tahu ke temen-temen kamu ya,
Gampang kok tinggal klik tombol SHARE atau LIKE dibawah ini kemudian login ke facebook atau twitter kamu deh.
Thanks. Mudah-mudahan bermanfaat.
Salam hangat. Nasrul Pradana, ^_^
===========================================================